Korupsi merupakan masalah yang sering terjadi di negara berkembang. Meskipun korupsi dapat menjadi kontribusi terhadap pertumbuhan di negara tersebut, namun korupsi tetap harus dikurangi bahkan dihilangkan. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi korupsi adalah mengkombinasikan monitoring dan punishment secara tepat. Namun dalam prakteknya, cara tersebut tidak dapat mengurangi korupsi. Sehingga muncul salah satu pendekatan alternatif yang terkenal beberapa tahun belakangan ini, yaitu meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pemantauan tingkat lokal. Dengan meningkatnya pastisipasi masyarakat ini tidak hanya dapat mengurangi korupsi, tetapi juga meningkatkan pelayanan publik.
Pendekatan ini sering disebut sebagai pendekatan "grassroots". Dalam pendekatan ini diasumsikan bahwa anggota masyarakat merupakan orang - orang yang berpengaruh dalam kesuksesan program dan mungkin lebih terdorong untuk memantau daripada tertarik kepada birokrat pemerintah pusat. Untuk pengujian terhadap pendekatan tersebut maka dilakukanlah percobaan lapangan terkontrol di 608 desa di Indonesia. Setiap desa tersebut akan melakukan pembangunan jalan desa sebagai bagian dari proyek infrastruktur nasional tingkat desa. Kemudian proyek mereka nantinya akan diaudit oleh lembaga audit pemerintah pusat.
Percobaan dilakukan dengan dua cara. Dalam percobaan yang pertama, untuk mendorong partisipasi langsung masyarakat dalam proses monitoring, maka dibagikan undangan pertemuan akuntabilitas ke seluruh desa. Sedangkan untuk percobaan kedua, memberikan kesempatan bagi warga untuk menyampaikan informasi tentang proyek tanpa rasa takut akan adanya pembalasan dengan cara mendistribusikan formulir komentar anonim beserta undangan tersebut.
Desain eksperimental untuk percobaan ini akan memeriksa tiga intervensi. Ketiga intervensi tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
‒ Meningkatkan probabilitas audit eksternal
‒ Meningkatkan partisipasi dalam pertemuan akuntabilitas
‒ Memberikan formulir anonim ke desa - desa
Data yang digunakan dalam percobaan ini mencakup data tentang pengeluaran yang dilaporkan, mengukur kuantitas bahan, mengukur upah dan jam kerja, mengukur harga, dan pengukuran pengeluaran yang hilang.
Ada dua strategi yang diteliti dalam percobaan ini. Strategi tersebut adalah monitoring top - down oleh auditor pemerintah dan monitoring bottom - up melalui partisipasi masyarakat dalam proses pemantauan di desa.
Bukti menunjukkan bahwa peningkatan kemungkinan audit eksternal secara substansi dapat mengurangi dana yang hilang pada proyek ini. Namun, jumlah penurunan pengeluaran dana yang hilang tidak terlalu besar. Kemudian bukti yang berkaitan dengan partisipasi masyarakat dalam monitoring menujukkan bahwa berkurangnya pengeluaran yang hilang hanya terjadi pada satu keadaan tertentu. Hasil ini merupakan hasil dari intervensi jangkan pendek. Sehingga dapat disarankan bahwa akan optimal jika rotasi auditor yang sering atau probabilitas audit yang rendah dipadukan dengan hukuman yang lebih tinggi.
Pendekatan ini sering disebut sebagai pendekatan "grassroots". Dalam pendekatan ini diasumsikan bahwa anggota masyarakat merupakan orang - orang yang berpengaruh dalam kesuksesan program dan mungkin lebih terdorong untuk memantau daripada tertarik kepada birokrat pemerintah pusat. Untuk pengujian terhadap pendekatan tersebut maka dilakukanlah percobaan lapangan terkontrol di 608 desa di Indonesia. Setiap desa tersebut akan melakukan pembangunan jalan desa sebagai bagian dari proyek infrastruktur nasional tingkat desa. Kemudian proyek mereka nantinya akan diaudit oleh lembaga audit pemerintah pusat.
Percobaan dilakukan dengan dua cara. Dalam percobaan yang pertama, untuk mendorong partisipasi langsung masyarakat dalam proses monitoring, maka dibagikan undangan pertemuan akuntabilitas ke seluruh desa. Sedangkan untuk percobaan kedua, memberikan kesempatan bagi warga untuk menyampaikan informasi tentang proyek tanpa rasa takut akan adanya pembalasan dengan cara mendistribusikan formulir komentar anonim beserta undangan tersebut.
Desain eksperimental untuk percobaan ini akan memeriksa tiga intervensi. Ketiga intervensi tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
‒ Meningkatkan probabilitas audit eksternal
‒ Meningkatkan partisipasi dalam pertemuan akuntabilitas
‒ Memberikan formulir anonim ke desa - desa
Data yang digunakan dalam percobaan ini mencakup data tentang pengeluaran yang dilaporkan, mengukur kuantitas bahan, mengukur upah dan jam kerja, mengukur harga, dan pengukuran pengeluaran yang hilang.
Ada dua strategi yang diteliti dalam percobaan ini. Strategi tersebut adalah monitoring top - down oleh auditor pemerintah dan monitoring bottom - up melalui partisipasi masyarakat dalam proses pemantauan di desa.
Bukti menunjukkan bahwa peningkatan kemungkinan audit eksternal secara substansi dapat mengurangi dana yang hilang pada proyek ini. Namun, jumlah penurunan pengeluaran dana yang hilang tidak terlalu besar. Kemudian bukti yang berkaitan dengan partisipasi masyarakat dalam monitoring menujukkan bahwa berkurangnya pengeluaran yang hilang hanya terjadi pada satu keadaan tertentu. Hasil ini merupakan hasil dari intervensi jangkan pendek. Sehingga dapat disarankan bahwa akan optimal jika rotasi auditor yang sering atau probabilitas audit yang rendah dipadukan dengan hukuman yang lebih tinggi.
No comments:
Post a Comment